"Kenaikan harga ini harus memberikan manfaat terutama bagi pendapatan petani kecil dan pendapatan negara dari devisa ekspor," ungkapnya.
Togar memprediksi produksi CPO di tahun 2022 akan mencapai 48 juta ton atau naik 2,95% dari tahun sebelumnya. Sementara permintaan sawit dalam negeri tahun depan diperkirakan mencapai 20,1 juta ton atau naik 7,13% dari tahun 2021. Untuk biodiesel diperkirakan akan meningkat 13,96% dari 7,31 juta ton menjadi 8,34 juta ton.
"Sementara permintaan oleokimia diperkirakan naik tipis 1,98% dibanding tahun 2021," jelasnya.
Adapun untuk ekspor tahun 2022 diprediksi mencapai 34,4 juta ton atau naik 3,18% dari tahun 2021. "Ini yang perlu diperhatikan pada akhir tahun 2022 adalah sisa stok sawit kemungkinan di bawah 2 juta ton," kata Togar.
(SANDY)