IDXChannel - Pemerintah terus berupaya melakukan restrukturisasi utang milik PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), sebesar USD7 miliar atau setara Rp105 triliun. Meski begitu, bisnis harus tetap berjalan di tengah langkah penyelematan yang sedang berjalan.
Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas menjembatani kerja sama antara Garuda Indonesia dengan perusahaan penerbangan asal Dubai, Emirates. Saat ini keduanya sudah melakukan penandatangan kerja sama.
Menteri BUMN, Erick Thohir mencatat, kerja sama itu bertujuan agar Garuda Indonesia bisa fokus pada bisnis penerbangan domestik. Selain itu, perjanjian dalam bentuk code sharing juga menegaskan bahwa pelanggan Garuda tetap bisa menjelajahi rute internasional melalui maskapai Emirates.
"Upaya restrukturisasi terus berjalan. Negosiasi utang-utang Garuda yang mencapai USD 7 miliar karena leasing cost termahal yang mencapai 26 persen dan juga korupsi, lagi dinegosiasikan dengan para lessor. Meski demikian, kita tetap berusaha membuka opsi-opsi lain, paling tidak, agar bisa membantu pemulihan Garuda," ujar Erick, Kamis (4/11/2021).
Dia menghitung, melalui kerjasama code sharing dengan Emirates dalam melayani rute penerbangan ke luar negeri, maka Garuda masih memiliki nilai di mata pelanggannya. Hal ini diharapkan berdampak positif dalam mendukung orientasi baru Garuda yang akan lebih fokus melayani rute domestik.