Colliers memproyeksikan, pasokan ruang kantor sendiri tidak akan bertambah pada 2024 hingga 2025. Para pengembang akan cenderung menjual perkantoran yang eksisting dahulu ketimbang menambah supply baru.
"Kita tidak melihat pasok baru sampai tahun depan, ini kita lihat menjadi hal positif, tapi disini kalau di office, ini suply yang sedikit ini menjadi katalis untuk sektor perkantoran bisa bergerak lebih positif," kata Ferry.
Kondisi antara pasokan dan permintaan yang tidak seimbang ini akhirnya membentuk mekanisme pasar, yang mana tarif dasar sewa perkantoran juga ikut mengalami penurunan jika diamati sejak 2019 hingga kuartal II-2024.
Berdasarkan data Colliers, tarif dasar sewa perkantoran di Jakarta pada 2019 sekitar Rp290 ribu per bulan per meter persegi untuk di wilayah CBD. Sedangkan untuk di luar CBD tarifnya Rp200 ribu per bulan per meter persegi.
Namun hingga kuartal II-2024, tarif dasar sewa turun menjadi sekitar Rp210 ribu per bulan permeter persegi untuk di wilayah CBD. Sedangkan untuk di luar wilayah CBD, harganya turun menjadi di bawah Rp200 ribu per bulan per meter persegi.
"Ada potensi okupansi membaik, apalagi kalau ekonomi baik, bisnis bertumbuh, dan penyerapan naik," tutur Ferry.
(DES)