Desa Wisata Detusoko dikenal juga dengan Kampung Adat Sao Ria Nuarini. Detusoko Barat, termasuk ke dalam salah satu desa penyangga Danau Kelimutu serta menjadi pintu utama menuju Taman Nasional Kelimutu. Tak ayal, jika Desa Detusoko Barat memiliki potensi alam dan budaya yang luar biasa. Untuk sampai di desa ini diperlukan waktu tempuh selama 45 menit dari pusat kota Ende.
Berada di ketinggian 800 mdpl, Detusoko Barat menghadirkan topografi yang indah. Terdapat areal persawahan terasering yang luasnya tidak seragam dan sudah ada sejak dulu. Menurut cerita masyarakat desa, areal persawahan yang ada merupakan warisan dari generasi ke generasi dan hampir dimiliki semua keluarga yang mendiami Desa Detusoko Barat. Di tengah persawahan terdapat Jembatan Kali Lowaria yang berwarna-warni.
Selain areal persawahan, ada pula kolam air panas Ae Oka Detusoko. Kolam ini adalah pemandian air panas yang berada 1 km dari terminal Detusoko. Air panas ini mengandung belerang dan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit.
Desa Detusoko Barat juga memiliki ragam seni dan kebudayaan khas. Di antaranya Tari Mega, tarian penyambutan. Lalu, Tari Sanggualu yang merupakan tarian turun-temurun oleh para leluhur. Tarian ini dilakukan oleh para muda-mudi dengan menggabungkan permainan tradisional dari batang bambu.
Seperti yang disebutkan Menprekraf, Desa Detusoko Barat memiliki sanggar yang bernama Sanggar Dau Dole Pokdariwis Nira Neni, sebagai wadah untuk melestarikan tarian tradisional, musik dan lagu lokal Lio Ende.