Adapun kerugian bersih Grab juga tercatat menyempit menjadi USD250 juta dari USD423 juta setahun sebelumnya. Namun, kerugian ini merupakan peningkatan 43% secara yoy karena peningkatan EBITDA yang disesuaikan grup dan pengurangan beban bunga bersih. (Lihat tabel di bawah ini.)
“Kuartal ini, kami melaporkan serangkaian hasil yang solid yang mencerminkan fokus disiplin kami untuk mendorong pertumbuhan dan profitabilitas yang berkelanjutan. Pendapatan kami untuk kuartal ini meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun ke tahun, sementara kami mengurangi kerugian EBITDA yang disesuaikan sebesar 77% yoy” kata Anthony Tan, Group Chief Executive Officer dan Co-Founder Grab dalam ikhtisar laporan keuangan Q1 2023 Grab.
Iklim bisnis jasa ride hiling memang sedang penuh dengan ketidakpastian di tahun ini. Tak hanya Grab, ekosistem GoTo di Tanah Air juga menghadapi ketidakpastian akibat ekonomi global yang dihadapkan pada kenaikan suku bunga dan inflasi.
Badai PHK juga sempat menghampiri PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Perusahaan jasa ride-hailing dan e commerce hasil merger antara Tokopedia dan Gojek ini memutuskan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 12% atau sekitar 1.300 orang dari total karyawan di semua negara.
Dalam pernyatan resmi manajemen GoTo hari ini Jumat (18/11/2022), langkah ini dilakukan demi mendorong percepatan kemandirian finansial, sehingga perusahaan dapat terus memberi dampak positif bagi jutaan konsumen, mitra pengemudi dan pedagang di ekosistem GoTo.
Sepanjang tahun lalu, GOTO mencatatkan kerugian bersih Rp40,5 triliun. Kerugian ini meningkat 56% dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) senilai Rp 25,9 triliun.
Pendapatan bersih GOTO mencapai Rp11,3 triliun, meningkat 120% dari tahun sebelumnya (yoy) sebesar Rp5,2 triliun. Namun, jika pendapatan bersih tersebut dikurangi beban pokok pendapatan serta beban penjualan dan pemasaran, maka GOTO membukukan margin kontribusi minus Rp6,33 triiun.
Memasuki 2023, GOTO juga membukukan rugi bersih sebesar Rp3,86 triliun pada kuartal I 2023. Namun, angka ini telah menurun 40,3% dari periode yang sama 2022 sebesar Rp 6,47 triliun.
Mengutip laporan keuangan GOTO pada Kamis (27/4/2023), perusahaan jasa ride hiling ini memperoleh pendapatan bruto Rp5,9 triliun, meningkat 14% dari setahun sebelumnya sebesar Rp5,2 triliun. Sementara pendapatan bersih sebesar Rp 3,3 triliun, naik 123% dari setahun sebelumnya sebesar Rp 1,5 triliun.
Di samping itu, GOTO berhasil membukukan nilai transaksi atau gross transaction value (GTV) senilai Rp 149 triliun, meningkat 6% dibandingkan dengan periode yang sama setahun yang lalu sebesar Rp140 triliun. (ADF)