Indonesia telah melakukan transisi energi dengan berbagai upaya mulai dari co-firing PLTU dengan blue ammonia, carbon capture dan storage, serta financial model untuk untuk PLTU yang tidak efisien. Hal tersebut juga terkait dengan target untuk mencapai net zero emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.
“Transisi energi harus berkeadilan, berkelanjutan, dan affordable bagi masyarakat,” tegas Airlangga.
Adapun Indonesia mendesak negara-negara maju untuk memenuhi janji mereka untuk menyediakan pendanaan untuk penanganan perubahan iklim sebesar USD100 miliar kepada negara-negara berkembang. Menyoal kondisi saat ini, kinerja ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh 5,44% pada Q2 tahun 2022.
“Indonesia optimis karena memiliki modalitas ekonomi yang sembari melanjutkan reformasi struktural yang ada. Kinerja perdagangan Indonesia juga bertahan di rekor tinggi selama dua puluh delapan bulan berturut-turut, mencapai USD24,8 miliar,” ungkap Airlangga.