"Sebagai negara yang terletak di kawasan cincin api, Indonesia dianugerahi sumber daya panas bumi kelas dunia yang mampu menjadi tulang punggung transisi energi. Dengan pendekatan yang lebih strategis dalam pengembangan energi panas bumi, Indonesia tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan energi nasional, tetapi juga berkontribusi pada solusi energi hijau global,” kata Julfi Hadi.
Julfi juga menekankan posisi strategis PGE sebagai penggerak utama, atau main engine, dalam upaya mencapai swasembada energi Indonesia.
Untuk memaksimalkan potensi cadangan 3 GW yang dimiliki, PGE mengadopsi paradigma baru pengembangan panas bumi dengan pendekatan yang lebih efisien dan inovatif untuk mengurangi biaya dan risiko, sekaligus mempercepat proses dari eksplorasi hingga operasi komersial yang lebih kompetitif secara ekonomi.
Lebih lanjut, Julfi Hadi menjelaskan bahwa PGE saat ini fokus pada tiga strategi utama untuk mempercepat pengembangan kapasitas panas bumi.
Pertama, kata dia, PGE terus berinovasi dengan mengadopsi teknologi terkini seperti electrical submersible pumps (ESP), sistem power plant binary, dan sumur multilateral guna meningkatkan efisiensi operasional sekaligus mempercepat penyelesaian proyek-proyek pengembangan.
"Langkah ini diharapkan dapat mendukung pencapaian target nasional kapasitas terpasang panas bumi sebesar 10,5 GW pada 2035, yang memerlukan penambahan kapasitas hingga 700-800 MW setiap tahun," katanya.