“Pengurangan emisi karbon di Indonesia sama jumlahnya dengan emisi karbon di global. Untuk itu, kami PLN membuka ruang seluas luasnya dalam skema kerja sama baik dari sisi investasi maupun pengembangan teknologi ramah lingkungan,” tegas Darmawan.
Darmawan menjelaskan, selain mempensiunkan PLTU untuk bisa mengurangi emisi karbon, PLN menerapkan teknologi co-firing untuk bisa menurunkan penggunaan batu bara pada pembangkit yaitu dengan mengganti sebagian batu bara dengan biomassa.
“Skema ini telah diimplementasikan di 33 PLTU dari 48 pembangkit yang tengah diujicoba,” ujar Darmawan.
PLN juga akan mempercepat pembangunan pembangkit energi baru terbarukan (EBT). Dalam RUPTL 2021-2030, tambahan pembangkit energi baru terbarukan mencapai 20,9 GW atau porsinya akan mencapai 51,6 persen dari total kapasitas pembangkit baru.
Tak cuma itu, PLN juga mengaku terus berupaya mengembangkan ekosistem kendaraan listrik ( electric vehicle/EV). Salah satunya dengan pengembangan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Franchise SPKLU yang berasal dari kolaborasi berbagai pihak ini sangat diminati, terdapat puluhan badan usaha sudah melakukan pendaftaran. Upaya peningkatan ekosistem kendaraan listrik ini akan menjamur dan tersebar di seluruh Indonesia.