IDXChannel - Hakim Pengadilan Negeri Surabaya, Itong Isnaeni Hidayat (IIH) sempat protes saat ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Itong menyebut konstruksi perkara dugaan suap yang dibeberkan pimpinan KPK terhadap dirinya tidak benar dan hanya omong kosong belaka.
Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron memaklumi protes Itong saat ditampilkan ke publik sebagai tersangka. Ghufron mempersilakan Itong untuk membantah atau menyangkal dugaan perbuatan suapnya. Terpenting, KPK telah mengantongi dua alat bukti permulaan yang cukup untuk menetapkan Itong sebagai tersangka.
"KPK memaklumi atas sanggahan dari tersangka tersebut, yang jelas KPK sebelum menetapkan tersangka melalui prosedur yang ketat berjenjang dalam memastikan prasyarat adanya dua alat bukti permulaan terpenuhi," kata Ghufron saat dikonfirmasi, Senin (24/1/2022).
Ghufron enggan ambil pusing atas sangkalan Itong. Kata Ghufron, KPK sudah terbiasa dibantah atau disangkal oleh para tersangka atas penetapan tersangkanya.
"Ya tidak apa-apa, itu hak dari tersangka untuk membantah dan biasa tersangka menyangkal tuduhan dari penegak hukum walau ada beberapa juga yang mengakui," terangnya.
Diketahui sebelumnya, Itong sempat naik pitam alias emosional saat ditampilkan ke publik dengan mengenakan rompi tahanan KPK. Itong tidak terima ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Apalagi, disangka telah menerima suap terkait pengurusan perkara.
Itong ditetapkan sebagai tersangka penerima suap oleh KPK. Ia diduga telah menerima suap terkait pengurusan perkara yang sedang berproses di Pengadilan Negeri Surabaya. Itong ditetapkan sebagai tersangka bersama dua orang lainnya.
Adapun, dua tersangka lainnya itu yakni, Panitera Pengganti PN Surabaya, Hamdan (HD), serta Pengacara atau Kuasa PT Soyu Giri Primedika (PT SGP), Hendro Kasiono (HK). Itong dan Hamdan ditetapkan sebagai tersangka penerima suap. Sedangkan Hendro Kasiono ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap.