"Untuk mengatasi masalah-masalah ini, semua negara mengambil langkah kebijakan yang luar biasa, termasuk yang terpenting adalah kebijakan fiskal di Indonesia melalui APBN, kebijakan moneter, serta kebijakan dan aturan sektor finansial," ungkap Sri.
Di tahun 2020, total stimulus fiskal global untuk bidang kesehatan, perlindungan sosial, dan untuk mendukung bisnis mencapai sekitar USD12 triliun. Di sektor moneter, banyak bank sentral telah mengimplementasikan kebijakan quantitative easing hingga USD7,5 triliun, yang bertujuan untuk mendukung pemulihan ekonomi.
"Seiring dunia bergerak menuju pemulihan, ada kebutuhan darurat untuk menilik risiko dari scarring effect tadi, harus memastikan bahwa semua negara bisa pulih bersama dan bangkit dengan lebih tangguh dengan mengidentifikasi isu-isu kesenjangan," pungkasnya.
(SANDY)