sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Beras RI Dinilai Termahal di ASEAN, Ini Penyebabnya

Economics editor Tangguh Yudha
30/09/2024 16:33 WIB
Bank Dunia menyebut harga beras di Indonesia merupakan yang termahal di antara negara-negara anggota ASEAN.
Bank Dunia menyebut harga beras di Indonesia merupakan yang termahal di antara negara-negara anggota ASEAN. (Foto: MNC Media)
Bank Dunia menyebut harga beras di Indonesia merupakan yang termahal di antara negara-negara anggota ASEAN. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bank Dunia menyebut harga beras di Indonesia merupakan yang termahal di antara negara-negara anggota ASEAN. Mahalnya harga itu dipicu oleh sejumlah faktor yang terkait dengan komponen produksinya.

Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengatakan, biaya produksi yang tinggi menjadi penyebab utama harga beras yang mahal. Komponen biaya produksi itu sangat luas mulai dari ongkos sewa lahan hingga alat mesin pertanian.

"Harga tinggi karena biaya produksi di dalam negeri tinggi, yaitu sewa lahan sangat mahal, upah tenaga kerja mahal, pupuk pestisida mahal, sewa alat olah tanah dan alat panen mahal," kata Sutarto saat dihubungi IDX Channel, Senin (30/9/2024).

Biaya produksi yang mahal ini, kata Sutarto, diperparah dengan maraknya calo atau tengkulak di Tanah Air serta lahan garapan yang semakin kritis. Berbagai faktor tersebut membuat budidaya padi di Indonesia sangat tidak efisien.

"Banyak pihak ketiga atau middle-man, sehingga budidaya padi tidak efisien. Ditambah lagi lahan yang diusahakan petani sempit," katanya.

Jika ingin menekan harga beras, maka pemerintah perlu mengatasi berbagai persoalan tersebut tanpa harus merugikan petani dan pengusaha penggilingan padi. Sinergi dengan pemain utama dalam industri beras juga penting untuk memotong mata rantai yang menyebabkan harga mahal.

Pernyataan bahwa beras Indonesia termahal di Asia Tenggara disampaikan oleh Country Director untuk Indonesia dan Timor-Leste, East Asia dan Pacific World Bank, Carolyn Turk. Dia menyebut, selisih harga beras di Indonesia dengan negara-negara ASEAN bisa sampai 20 persen.

Carolyn menilai tingginya harga beras di Indonesia disebabkan oleh pemerintah yang membatasi impor beras dan keputusan pemerintah menaikkan harga jual beras yang melemahkan daya saing pertanian. Dan yang mirisnya lagi, tingginya harga beras tersebut tidak diikuti dengan kesejahteraan petani di mana pendapatan petani di bawah USD1 per hari.

Selain itu, dia juga mendorong pemerintah Indonesia untuk berinvestasi besar-besaran untuk mendorong produktivitas pertanian untuk mengurangi risiko kerugian pasca panen hingga berinvestasi pada pabrik dan teknologi modern. Pasalnya, isu ketahanan pangan menjadi semakin penting dan relevan di tengah perubahan iklim.

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement