Market Watch
Last updated : 16:15 WIB 31/05/2023

Data is a realtime snapshot, delayed at least 10 minutes

Major Indexes
  • IHSG
  • 6,633.26
  • -3.16
  • -0.05%
  • LQ45
  • 949.67
  • +6.57
  • +0.7%
  • IDX30
  • 494.61
  • +4.07
  • +0.83%
  • JII
  • 530.52
  • -7.10
  • -1.32%
  • HSI
  • 18,949.94
  • +733.03
  • +4.02%
  • NYSE
  • 15,031.08
  • +143.94
  • +0.97%
  • STI
  • 3,166.30
  • +7.50
  • +0.24%
Currencies
  • USD-IDR
  • 14,990
  • 0.00%
  • 0
  • HKD-IDR
  • 7
  • 0.00%
  • 0
Commodities
  • Emas
  • 943,493
  • -0.08%
  • -786
  • Minyak
  • 1,028,614
  • -1.21%
  • -12,592

Harga Cabai Makin Melonjak, Pertani: Karena Hujan dan Erupsi

Economics
Advenia Elisabeth/MPI
15/03/2023 10:28 WIB
Harga cabai rawit merah terus melonjak jelang bulan Ramadan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga cabai terus meningkat salah satunya hujan dan erupsi.
Harga Cabai Makin Melonjak, Pertani: Karena Hujan dan Erupsi (FOTO: MNC Media)
Harga Cabai Makin Melonjak, Pertani: Karena Hujan dan Erupsi (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Harga cabai rawit merah terus melonjak jelang bulan Ramadan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga cabai terus meningkat, salah satunya curah hujan dan erupsi Gunung Merapi.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional hari ini, Rabu (15/3) cabai rawit merah tembus Rp72.750 per kilogram (kg), sementara cabai merah keriting Rp48.350 per kg.

Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI), Henry Saragih mengatakan, harga cabai yang melonjak dan beragam itu lantaran saat ini para petani tengah dihadapi cuaca buruk, seperti curah hujan tinggi. Sehingga hal itu memicu adanya hama dan penyakit pada tumbuhan semakin meningkat. 

"Harga cabai, baik cabai rawit maupun cabai merah, memang fluktuatif, sebagian besar didistribusikan dalam bentuk segar, jadi supply sangat tergantung dengan panen petani. Sementara panenan petani dipengaruhi curah hujan," terang Henry kepada MNC Portal Indonesia.

Menurutnya, untuk sekarang ini, hitungannya masih tinggi curah hujannya, sehingga panen petani tidak optimal. Namun, setelah curah hujan menurun, harga akan mulai turun, dan biasanya produksi hasil petani lebih bagus. 

Selain curah hujan, tambah Henry, harga cabai yang tinggi baru-baru ini karena imbas dari erupsi gunung merapi yang terjadi di daerah Magelang, Temanggung dan sebagian Wonosobo, Jawa Tengah. Hujan abu dari gunung tersebut membuat tanaman cabai petani menurun kualitasnya. 

"Memang berdampak abu erupsi merapi. Selain yang sudah panen ini yang berdampak, dan ada penurunan produksi. Tanaman-tanaman yang belum mulai produksi juga berdampak," jelasnya. 

Guna menstabilkan harga di pasaran, kata Henry, pemerintah bisa melakukan beberapa hal. 

Pertama, memfasilitasi petani agar rantai distribusi bisa lebih pendek. Kedua, melakukan pengembangan teknologi pengolahan sederhana dan pengawetan cabe dengan teknis pelapisan menggunakan bahan yang foodgrade, serta gudang pendingin. Keempat, pemerintah bisa mengembangkan produksi secara agroekologi, untuk mengurangi risiko gagal panen yang relatif tinggi di budidaya cabe monokultur. 

"Harapannya bisa terbangun sentra-sentra produksi yang baru, tapi dikembangkan dengan agroekologi, bukan monokultur," tandas Henry. 

Sebagai informasi, harga cabai rawit merah di Pasar Tradisional Pasar Minggu, Jakarta Selatan harganya tembus Rp 85.000 per kilogram (kg). 

Salah satu pedagang, Nur Kasiati menyebut kenaikan ini sudah terjadi sejak seminggu yang lalu. Sebelumnya, harga satu kilogram cabai rawit dibanderol Rp 70.000. 

“Dari semua jenis, cabai rawit merah yang paling signifikan naiknya. Dari yang sebelumnya Rp 70.000 ribu per kilogramnya, terus naik lagi Rp 75 000, dan sekarang Rp 80.000 per kilogramnya," ujar Nur saat ditemui MNC Portal Indonesia, Selasa (14/3/2023).

Menurut Nur, penyebab kenaikan cabai rawit merah ini lantaran permintaan yang meningkat jelang Ramadan, serta dampak dari cuaca yang buruk akibat hujan terus-menerus yang terjadi belakangan ini.

"Kenaikannya kurang tahu, tapi sepertinya karena cuaca yang buruk, dan permintaan yang banyak jelang Ramadan itu," ungkapnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan sebelum menyentuh Rp 85.000 per kg, harga cabai rawit merah sempat menyentuh Rp 95.000 per kg. Namun harga tersebut tidak berlangsung lama. Namun baginya, harga Rp 85.000 per kg termasuk mahal. (RRD)

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis IDX Channel tidak terlibat dalam materi konten ini.