Menurut dia, peningkatan harga gula global disebabkan faktor penurun produksi gula secara global. Ini terutama akibat penurunan produksi di Brazil dan Thailand yang kini menjadi pemasok gula terbesar.
"Sudah barang tentu masalah iklim dan cuaca contohnya Brazil. Awal Oktober kemarin, itu hujannya cukup tinggi saat panen, sehingga rendemnya turun, lalu di Thailand juga kena El Nino, sehingga produksi turun," ujarnya.
Dwi menambahkan, ketergantungan Indonesia terhadap gula ini kemungkinan bakal terus meningkat seiring berjalannya waktu. Itu mengingat luas lahan untuk memproduksi gula tidak mengalami pertumbuhan sejak 30 tahun lalu.
Di satu sisi, kebutuhan atau permintaan masyarakat terus bertambah.
"Kalau sekarang itu sekitar 420-440 ribu hektare lahan produksi gula, dan itu tidak bertambah. Political while pemerintah praktis tidak ada untuk meningkatkan produksi gula," kata Dwi.
"Luas panen tebu itu tidak banyak berubah, kalau diambil sejak tahun 1990-an luas hampir sama. Artinya, sudah 30 tahun lebih luas panen tebu itu hampir sama dengan sekarang, bisa dibayangkan. Berati tidak ada perkembangan apapun," imbuh dia.
(RNA)