IDXChannel - Harga minyak mentah menguat setelah organisasi negara pengekspor minyak bumi atau OPEC baru saja menaikkan proyeksi permintaan mereka untuk jangka menengah dan jangka panjang.
Data perdagangan hingga pukul 10.17 WIB menunjukkan minyak Brent di Intercontinental Exchange (ICE) untuk kontrak Januari 2023 menguat 0,85% di USD93,60 per barel.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman Januari tumbuh 0,81% sebesar USD86,09 per barel.
OPEC menyatakan bahwa permintaan minyak mentah akan lebih tinggi dalam jangka menengah hingga panjang. Menurut mereka permintaan minyak emungkinan akan stabil pada tahun 2045.
Sejumlah analis menilai pandangan tersebut kontras dengan konsensus yang lebih luas bahwa permintaan minyak global akan stabil pada tahun 2030 di tengah transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan.
Pasar minyak juga mendapat dukungan dari jaminan anggota OPEC siap untuk mendukung harga, yang muncul setelah mereka mengumumkan pemangkasan produksi sebesar 2 juta barel per hari pada Oktober, yang memicu reli harga selama hampir sebulan.
Saat ini pasar sedang fokus terhadap pertemuan bank sentral di sepanjang pekan ini, termasuk Amerika Serikat yang akan memutuskan kebijakan suku bunga, yang dikhawatirkan akan berdampak terhadap pemintaan, sebagaimana dilansir Investing.com, Selasa (1/11/2022).
Reserve Bank of Australia adalah yang bank sentral pertama bertemu minggu ini, dan akan menaikkan suku bunga setidaknya 25 basis poin (bps) pada Selasa ini (1/11/2022). Kemudian The Fed pada Rabu (2/11/2022) yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps, kendati sempat ada wacana lembaga pimpinann Jerome Powell otu akan melunakkan sikap hawkishnya.
Sementara itu, bank of England juga akan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps pada hari Kamis (3/11/2022), karena bergerak untuk menavigasi ekonomi Inggris melalui lonjakan inflasi.
(SLF)