IDXChannel - Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) membuka ruang penurunan harga Pertalite yang saat ini dijual Rp10 ribu per liter.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengungkapkan, hal itu akan dapat terjadi apabila harga minyak menyentuh kisaran USD60-65 per barel.
"Harga minyaknya belum sampai USD60-65. Kalau sekitaran USD65 saya kira harusnya bisa evaluasi kita. Kalau sekarang belum," ucapnya usai RDP dengan Komisi VII DPR dan Pertamina, Rabu (14/6/2023).
Tutuka mengatakan, harga keekonomian atau harga asli Pertalite tidak jauh beda dengan harga di pasaran.
"Enggak jauh beda dari yang sekarang ini, kan 10 (Rp10 ribu) berapa kan batasnya, itu masih lebih tinggi. Kalau harga ICP USD60-65 kita lihat lagi," tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian ESDM telah menetapkan Harga Minyak Mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) bulan Mei sebesar USD70,12 per barel melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 216.K/MG.03/DJM/2023 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Mei 2023.
Angka ini mengalami penurunan sebesar USD9,22 per barel dari USD79,34 per barel pada April 2023.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi menjelaskan, harga rata-rata minyak mentah dunia juga mengalami penurunan.
Penurunan rata-rata harga minyak mentah utama di antaranya disebabkan kekhawatiran pasar atas perekonomian dunia akibat inflasi, tingginya suku bunga, dan utang Amerika Serikat yang dapat menyebabkan resesi global dan menurunkan permintaan minyak.
"Kondisi tersebut juga memicu penurunan margin kilang secara global pada kuartal II 2023. Selain itu, ekspor minyak Rusia pascainvasi mencapai rekor tertinggi pada April 2023 hingga mencapai 8,3 juta barel per hari, termasuk rencana ekspor Rusia ke China akan meningkat di kisaran 40% pada tahun 2023," paparnya belum lama ini.
Faktor lain yang menyebabkan penurunan harga minyak mentah pada periode Mei 2023 adalah laporan Platts pada Mei 2023 yang menyampaikan bahwa proyeksi pertumbuhan permintaan minyak mentah dunia tahun 2023 direvisi turun sebesar 0,17 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.
Kemudian, pada awal Mei 2023, pasar kembali khawatir pada stabilitas sektor perbankan AS pasca penurunan deposito Bank Pacwest hingga 9,5%. Apresiasi USD terhadap mata uang utama dunia lain pada Mei 2023 dibandingkan April 2023.
"Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh Crude throughput China mengalami titik terendah dalam 4 bulan terakhir, di mana kilang offline mencapai 1,2 juta barel per hari. Impor China bulan April 2023 turun 16,2% menjadi 10,36 juta barel per hari dibandingkan Maret 2023," jelas Agung.
Faktor lain yang menyebabkan penurunan harga minyak mentah di kawasan Asia Pasifik, tambah Agung adalah Manufacturing Purchasing Manager Index China di April 2023 turun menjadi 49,2 dibandingkan Maret 2023 sebesar 51,9. Kemudian penurunan impor Korea hingga 2,6 juta bph pada April 2023.
"Di samping itu, juga terdapat penurunan permintaan minyak di Jepang sepanjang Mei 2023, yang dipicu oleh beberapa kilang mengalami shutdown," pungkas Agung.
(FAY)