Peningkatan HR CPO ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan permintaan sebagai langkah antisipatif untuk Idul Fitri, sedangkan produksi sawit di Malaysia dan Indonesia menurun akibat anomali cuaca serta perkembangan konflik antara Ukraina dan Rusia, serta Iran dan Israel yang berdampak pada fluktuasi harga minyak mentah (crude oil) dan minyak nabati lainnya.
Sementara itu, HR biji kakao periode Mei 2024 ditetapkan sebesar USD10.205,78/MT, meningkat sebesar USD 3.090,85 atau 43,44 persen dari April 2024. Hal ini berdampak pada peningkatan Harga Patokan Ekspor (HPE) biji kakao pada Mei 2024 menjadi USD 9.723/MT, naik USD 3.012 atau 44,87 persen dari periode April 2024.
Peningkatan harga ini tidak berdampak pada BK biji kakao yang tetap sebesar 15 persen. Hal tersebut sesuai Kolom 4 Lampiran Huruf B pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK/0.10/2022 jo. Nomor 71 Tahun 2023.
Budi menambahkan, pengaruh permintaan dan penguatan kurs dolar Amerika Serikat (AS) menjadi penyebab meningkatnya HR dan HPE.
"Peningkatan HR dan HPE biji kakao, antara lain, dipengaruhi oleh adanya kekhawatiran pasar terhadap berkurangnya pasokan dari Pantai Gading dan Ghana, permintaan kakao tetap stabil di tengah harga yang terus melonjak, serta penguatan kurs dolar AS," katanya.
Di sisi lain, HPE produk kulit periode Mei 2024 tidak berubah dari April 2024. HPE produk kayu periode Mei 2024 mengalami perubahan dari April 2024, yaitu peningkatan HPE pada komoditas veneer wooden sheet for packing box; serpih kayu wood in chips or particle; kayu olahan dari jenis merbau, akasia, dan sungkai; serta penurunan HPE pada komoditas veneer dari hutan tanaman.
Penetapan HPE biji kakao, HPE produk kulit, dan HPE produk kayu tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 575 Tahun 2024 tentang Harga Patokan Ekspor dan Harga Referensi atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar.
(FRI)