Dimana dalam sehari ia mengalami kerugian mencapai Rp 1 juta, karena harga telur yang anjlok. Apalagi anjloknya harga telur ini bertahan hampir satu bulan lebih, yang membuat akumulasi kerugian kian bertambah.
"Sekarang harga telur ayam memang sudah meningkat. Tetapi meskipun sudah naik, hasilnya masih untuk menutupi kerugian saat harga telur yang anjlok kemarin," tuturnya.
Kini keluhan Dani, juga timbul karena harga pakan ternak yang mahal. Harga jagung berkualitas bagus yang jadi makanan utama misalnya dijual Rp 5.500, untuk yang utuh dan Rp 5.700 untuk harga yang selep dalam kemasan satu kilogram.
"Normalnya harga jagung ada di kisaran Rp4.000 - Rp5.000 per kilogram. Kalau sekarang masih harus mencari alternatif lain," bebernya.
Kini untuk menekan angka pengeluaran harga pakan, tempatnya bekerja tengah mencari alternatif lain bahan pakan ternak.Salah satunya adalah dengan membeli jagung yang sedikit masih basah. Hal itu dipilih karena harganya jauh lebih murah ketimbang jagung kering apalagi yang sudah diselep.
"Kalau yang agak basah harganya masih lebih terjangkau. Jadi secara operasional masih cukup," tutupnya. (RAMA)