IDXChannel - Impor minyak sawit India pada Mei diperkirakan akan turun ke level terendah dalam 27 bulan karena pembeli beralih ke minyak kedelai dan minyak bunga matahari.
Dilansir dari Reuters pada Selasa (23/5/2023), penurunan impor minyak sawit yang signifikan oleh India, importir minyak nabati terbesar dunia, dapat menurunkan harga minyak sawit.
Malaysia dan Indonesia, dua produsen global terbesar, dapat menurunkan harga minyak sawit mereka untuk merebut kembali pangsa pasar.
Sekitar 261.000 ton minyak sawit sampai di berbagai pelabuhan India dalam dua puluh hari pertama Mei dan 150.000 ton lainnya diperkirakan akan sampai dalam 11 hari tersisa, dengan total sekitar 410.000 ton, menurut perkiraan rata-rata dari pengamat.
Rata-rata impor minyak sawit bulanan India dalam enam bulan pertama tahun pemasaran 2022/23 yang dimulai pada 1 November adalah 818.203 ton, menurut badan perdagangan Solvent Extractors' Association of India (SEA).
"Minyak kelapa sawit telah digantikan oleh minyak bunga matahari di banyak negara bagian karena daya saing harga minyak bunga matahari," kata Rajesh Patel, mitra di GGN Research.
Pada April, pembeli India memilih untuk membatalkan pembelian minyak sawit dalam jumlah besar untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun dan industri memperkirakan impor Mei dapat turun menjadi 700.000 ton.
Pembeli Asia yang sensitif terhadap harga selama ini bergantung pada minyak kelapa sawit karena biaya rendah dan waktu pengiriman yang cepat. Namun, minyak kelapa sawit diperdagangkan dengan harga premium awal tahun ini karena produksi di Indonesia dan Malaysia terganggu hujan.
Pangsa minyak sawit turun menjadi sekitar 40 persen pada Mei, kata seorang dealer yang berbasis di New Delhi. Sebelumnya, minyak sawit menguasai dua pertiga pasar.