Suku bunga moneter di negara maju termasuk Fed Fuds Rate, diperkirakan masih tetap berada di level tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama (higher for longer).
Kenaikan suku bunga diperkirakan dikuti kenaikan yield obligasi tenor jangka panjang di negara-negara maju khususnya obligasi pemerintah AS akibat peningkatan kebutuhan pembiayaan pemerintah AS dan adanya premi risiko jangka panjang (term premia).
Perkembangan ini memicu capital outflow ke negara maju dan ini mendorong penguatan signifikan mata uang dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia.
"Perekonomian Indonesia diperkirakan tetap terjaga, tumbuh baik, berdaya tahan. Konsumsi swasta diperkirakan tumbuh kuat sejalan dengan indikator keyakinan konsumen yang masih tinggi, terkendalinya inflasi, dan aktivitas terkait penyelenggaraan pemilu," jelas Sri.
Pecepatan belanja APBN diharapkan dapat mendorong konsumsi pemerintahan dan menjaga daya beli masyarakat. Investasi bangunan dan non bangunan memasuki tren peningkatan seiring dengan kemajuan penyelesaian proyek strategis nasional (PSN).