sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Hati-hati! Ada Potensi Ledakan Covid-19 Gelombang Ketiga Jika Masyarakat Abaikan Prokes

Economics editor Rizky Pradita Ananda
21/09/2021 18:26 WIB
Adanya tren lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di dunia dan Indonesia ternyata memiliki pola yang berbeda.
Hati-hati! Ada Potensi Ledakan Covid-19 Gelombang Ketiga Jika Masyarakat Abaikan Prokes (FOTO:MNC Media)
Hati-hati! Ada Potensi Ledakan Covid-19 Gelombang Ketiga Jika Masyarakat Abaikan Prokes (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Adanya tren lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di dunia dan Indonesia ternyata memiliki pola yang berbeda. Bisa dilihat, second wave atau gelombang kedua dialami banyak negara di dunia lebih cepat yakni pada April 2021. 

Sementara Indonesia, berselang tiga bulan kemudian yakni pada Juli 2021. Saat dunia mengalami second wave, Indonesia justru sedang ada pada titik terendah kasus positif mingguan. 

Tapi saat Indonesia mengalami peningkatan, justru dunia sedang mengalami penurunan kasus, sebelum akhirnya kini kembali meningkat hingga terjadi third wave atau gelombang ketiga

Koordinator Pakar dan Jubir Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menyebutkan dari sini bisa terlihat bahwa adanya kelonjakan kasus pada Juli lalu di Indonesia nyatanya tak berkontribusi signifikan pada dunia. 

Begitu juga sebaliknya, lonjakan kasus di tingkat gobal tidak memberikan dampak signifikan pada perkembangan kasus di Indonesia. 

“Lonjakan kasus yang terjadi di Indonesia pada Juli lalu tidak disebabkan oleh kenaikan kasus dunia global atau datang dari negara-negara lain, melainkan dari Indonesia sendiri,” jelas Prof Wiku, dalam siaran langsung Perkembangan Penanganan Covid-19 di Indonesia, di akun chanel Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (21/9/2021). 

Wiku mengatakan, faktor internal yakni perilaku masyarakat Indonesia sendiri lah yang menjadi penyebab terbesar terjadinya lonjakan kasus. “Meningkatkatnya mobilitas dan aktivitas sosial masyarakat yang terjadi bersamaan, dengan periode mudik Idul Fitri dan sikap abai terhadap protokol kesehatan. Mobilitas penduduk dan aktivitas masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan menjadi penyumbang tersebsar terjadinya lonjakan kasus, apa pun mutasi virus yang ada,” tegasnya. 

Belajar dari hantaman gelombang pertama dan gelombang kedua, Wiku mengingatkan potensi hantaman gelombang ketiga yang bisa saja terjadi. 

“Pada pola second wave, ada jeda tiga bulan perlu kita antisipasi. Mengingat tiga  bulan ke depan kita akan memasuki periode libur Natal dan Tahun Baru  2022, yang artinya potensi kenaikan kasus semakin meningkat,” kata Wiku. 

  

 (SANDY) 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement