Abdul menerangkan, alasan banyaknya petani sawit yang banting stir ke pertanian kelapa sawit lantaran harga pupuk karet alam yang terlampau mahal.
Mereka kesulitan membeli pupuk sehingga beberapa dari petani karet lebih memilih untuk menanam sawit, dan beberapa di antaranya lagi bekerja sebagai karyawan pengusaha kelapa sawit.
"Bukan hanya pengalihan lahan tetapi petaninya jadi pegawai di kebun kelapa sawit. Jadi petani petani karet itu sudah tidak lagi mengurusi lahan karetnya. Bagaimanapun petani kan juga butuh makan," imbuhnya.
Oleh karena itu, agar industri ban di Indonesia tetap tumbuh dan berkembang, Abdul mengharapkan supaya pemerintah memberikan perhatian penuh kepada petani karet alam.
Setidaknya mendorong mereka dengan memberikan jaminan-jaminan agar petani karet alam tetap konsisten menanam komoditasnya untuk memenuhi bahan baku ban.