IDXChannel - Perekonomian AS melambat tajam pada kuartal I-2023, dengan pertumbuhan hanya mencapai 1,1% per tahun imbas kenaikan suku bunga yang menekan pasar perumahan dan bisnis.
Angka tersebut jatuh di bawah ekspektasi ekonom sebesar 2% dan menandai kecepatan yang jauh lebih lambat dibandingkan dengan dua kuartal sebelumnya.
Mengutip AP News, Kamis (27/4/2023), Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut melemah setelah tumbuh sebesar 3,2% dari Juli hingga September, dan 2,6% dari Oktober hingga November.
Namun, belanja konsumen, yang menyumbang sekitar 70% dari aktivitas ekonomi AS, tetap tangguh, yaitu tumbuh pada laju tahunan 3,7% atau tercepat dalam hampir dua tahun.
Perlambatan ini merupakan dampak dari upaya agresif Federal Reserve (The Fed) untuk menaklukkan inflasi, dengan melakukan sembilan kali kenaikan suku bunga dalam setahun terakhir.
Lonjakan biaya pinjaman diprediksi mendorong ekonomi ke jurang resesi, meskipun inflasi mereda tetapi tetap jauh di atas target 2% dari Federal Reserve.
Pasar perumahan, yang sangat rentan terhadap tingkat pinjaman yang lebih tinggi, terpukul. Dan banyak bank memperketat standar pemberian pinjaman mereka sejak kegagalan dua bank besar AS bulan lalu.
Banyak ekonom mengatakan dampak kumulatif dari kenaikan suku bunga Fed belum sepenuhnya terasa.
Namun pembuat kebijakan bank sentral mengatakan tujuanya untuk sesuatu yang disebut soft landing: Mengekang inflasi, namun tidak akan berdampak banyak membuat ekonomi terbesar dunia itu jatuh ke dalam resesi.
Ada skeptisisme luas bahwa Fed akan berhasil. Model ekonomi yang digunakan Conference Board, sebuah kelompok riset bisnis, menempatkan kemungkinan resesi AS tahun depan sebesar 99%.