Meskipun begitu, ia juga memperingatkan hal tersebut bukan merupakan sebuah kepastian, karena perekonomian dunia saat ini penuh risiko, seperti risiko yang disebabkan oleh konflik Rusia – Ukraina, perlambatan ekonomi China, serta pengetatan keuangan global.
"Tantangan global lain yang mendesak adalah inflasi. Diperkirakan rata-rata hanya 4% di Asia tahun ini. Tapi tekanan inflasi di kawasan meningkat," kata Kristalina.
"Kami tidak tahu berapa lama kejutan ini akan berlangsung dan apakah kejutan lain akan datang. Tapi kami perlu membangun kembali dan mempertahankan penyangga dan bersiap untuk menggunakan perangkat kebijakan kami sepenuhnya," papar dia.
Kebijakan nol Covid di China telah menyebabkan menurunnya aktivitas pasar domestik sehingga mengganggu rantai pasokan untuk perusahaan di seluruh dunia dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Dampak dari melambatnya ekonomi di China berdampak terhadap menurunnya aktivias pabrik di seluruh Asia pada November.
Untuk menghadapi masalah tersebut, beberapa negara berkembang di Asia memutuskan untuk menaikkan suku bunga untuk memerangi arus keluar modal yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga AS.