Meidy mempertanyakan kenapa dengan adanya keberhasilan yang sudah dilalui Indonesia IMF malah datang untuk menyampaikan pembatasan.
"Ini yang jadi pertanyaan. Kalo Nikel kita kan berhasil kemudai kaalo kita terlalu banyak kita mau ekpsor ini nggak sesuai ya," katanya.
Adapun sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia langsung mengkritik sikap IMF yang meminta Indonesia untuk mempertimbangkan kebijakan penghapusan bertahap pembatasan ekspor nikel dan tidak memperluas pembatasan ke komoditas lainnya.
Menurut dia, IMF menerapkan standar ganda menyangkut larangan ekspor komoditas yang tengah dilakukan oleh Indonesia utamanya komoditas nikel.
Bahlil mengatakan, IMF mendukung tujuan hilirisasi untuk mendorong transformasi struktural dan penciptaan nilai tambah serta lapangan kerja, namun IMF menentang kebijakan larangan ekspor.