Perjanjian tersebut, yang masih membutuhkan persetujuan dari dewan eksekutif IMF, "diperkirakan akan membantu memobilisasi pembiayaan lunak skala besar dari donor dan mitra internasional Ukraina selama durasi program," kata Gavin Gray, kepala misi IMF untuk Ukraina, dalam sebuah pernyataan.
IMF yang berbasis di Washington mengatakan bahwa otoritas Ukraina menunjukkan komitmen mereka terhadap kebijakan ekonomi yang sehat dan memenuhi semua tujuan yang disepakati selama konsultasi awal.
IMF sebelumnya tidak pernah memberikan pinjaman ke negara yang sedang berperang. Namun kini, ada aturan baru yang memungkinkan badan itu memberi bantuan ke negara yang berada dalam "ketidakpastian yang sangat tinggi."
Ukraina secara besar-besaran meningkatkan pengeluaran militer sementara ekonomi menyusut sekitar 30 persen pada tahun 2022, sehingga memukul pendapatan pajak.
Hasilnya adalah defisit anggaran yang sangat besar yang ditutupi oleh pembiayaan luar dari AS, Uni Eropa, dan sekutu lainnya.