IDXChannel - Perkembangan industri kendaraan bermotor listrik di Indonesia memperoleh angin segar. Pasalnya, Indonesia Investment Authority (INA) baru saja membuat kesepakatan dengan Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) dan CMB International Corporation Limited (CMBI) saat konferensi B20 di Bali.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut kerja sama investasi terkait Green Fund itu mencapai USD2 miliar atau setara Rp29,6 triliun.
Anggaran ini difokuskan untuk membangun rantai pasok hulu hingga hilir kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.
Menurutnya, Green Fund akan menjadi platform khusus untuk menangkap peluang investasi dalam ekosistem EV yang sedang berkembang.
"Indonesia memiliki posisi strategis untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok EV global, mengingat seperempat dari cadangan nikel dunia ada di Indonesia," ungkap Erick, Rabu (16/11/2022).
Kementerian BUMN bersama empat perusahaan pelat merah sektor pertambangan dan energi, yakni Holding Industri Pertambangan-MIND ID, PT Antam Tbk, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) telah mendirikan PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) sejak 2021 lalu.
IBC diamanahkan untuk fokus pada pengelolaan ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik yang terintegrasi dari hulu hingga hilir untuk memaksimalkan potensi sumber daya mineral di Indonesia.
"Kekayaan nikel kita adalah modal untuk pengembangan supply chain EV battery dari hulu ke hilir," ujar Erick.
Dia mencatat, sejak Indonesia mengambil kebijakan hilirisasi industri minerba, salah satunya fokus pengembangan adalah industri EV battery. Bahkan, banyak perusahaan internasional yang ingin menjajaki kerja sama dengan Indonesia.
"Karena itu, keterlibatan dan kepercayaan INA, CATL dan CMBI dalam pengembangan EV battery, harus kita apresiasi," ucap dia.