Saat daya beli menurun, permintaan terhadap barang dan jasa pun ikut menurun. Kondisi ini membuat industri harus melakukan PHK terhadap karyawannya.
“Beberapa industri yang berkaitan dengan konsumsi yang turun, ini kan lama-lama konsumsi masyarakat turun, itu saat bersamaan bisa terjadi perlambatan ekonomi,” katanya.
Tauhid memandang, pemerintah perlu mengambil langkah strategis untuk meminimalisir dampak negatif deflasi. Selain itu, otoritas diimbau melakukan intervensi agar perluasan lapangan kerja bisa terjadi, terutama di level UMKM.
“Inikan daya beli melemah, situasinya karena pendapatan masyarakat lagi stagnan. Ya mau tidak mau harus ada perluasan lapangan kerja gitu ya, perluasan lapangan kerja, dilakukan oleh UMKM jangan dilakukan oleh perusahaan besar, perusahaan kecil, sehingga meningkat daya belinya,” kata Tauhid.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi selama empat bulan berturut-turut atau sejak Mei-Agustus 2024. Pada Mei deflasi sebesar 0,03 persen, lalu deflasi meningkat di Juni dan Juli masing-masing menjadi 0,08 persen dan 0,18 persen. Kemudian, kembali ke 0,03 persen pada Agustus tahun ini. (Wahyu Dwi Anggoro)