Namun, Cu Wire tumbuh dari 1,92 juta ton ton menjadi 2,18 juta ton, electric wire tumbuh dari 561,97 ribu ton menjadi 754,8 ribu ton, dan Cu Rod naik dari 8,53 juta ton menjadi 8,9 juta ton.
"Tren ini menunjukkan pergeseran ke produk bernilai tambah tinggi, terutama yang mendukung elektrifikasi global dan industri teknologi," kata Esther.
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan INDEF terkait hilirisasi tembaga, harga jual produk turunan dari tembaga ketika diolah menjadi katoda bisa naik hampir 4 kali lipat. Sedangkan jika diolah menjadi batang tembaga atau Cu Rod dan kabel tembaga atau Cu Wire harganya bisa melonjak 24 kali lipat ketimbang tembaga mentah.
"Sedangkan kalau tembaga ini diolah menjadi electric wire harganya bisa naik hingga 39 kali lipat dari tembaga mentah," lanjutnya.
Di samping itu, menurutnya hilirisasi tembaga ini juga bisa menjadi berkah tersendiri bagi perekonomian Indonesia ketika banyak penciptaan lapangan kerja dari proses manufaktur olahan tembaga.
"Penciptaan lapangan pekerjaan sekitar 253 ribu orang Nah kemudian GDP-nya sebagiannya sekitar USD34,9 juta dan ekspornya itu sekitar USD282 juta," tuturnya.
(Febrina Ratna Iskana)