"Saat ini, kami masih banyak bergantung kepada energi berbasis bahan bakar fosil. Kami bertekad mengurangi ketergantungan tersebut. Namun, kami menyadari keterbatasan dalam hal sumber daya, teknologi, dan tenaga ahli. Karena itu, kami mengundang kolaborasi global untuk mewujudkan transformasi ini," kata Rosan.
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris, Irlandia, dan Organisasi Maritim Internasional, Desra Percaya menambahkan kemitraan strategis Indonesia dengan Inggris dapat memberikan dampak nyata dalam mendukung transformasi ekonomi global yang berkelanjutan.
"Populasi Indonesia itu tidak hanya tentang pasar, demografi Indonesia menawarkan peluang unik bagi investor, terutama investor Inggris dan pendidikan menonjol sebagai sektor yang menjanjikan untuk investasi," ujarnya.
Berdasarkan catatan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, investasi Inggris di Indonesia mencapai USD2,28 miliar pada periode 2019-September 2024. Pada periode tersebut, investasi Inggris di Indonesia didominasi oleh sektor pertambangan (22 persen), tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan (17 persen), industri makanan (11 persen), jasa lainnya (9,2 persen), serta properti, kawasan industri, dan kegiatan usaha (8,2 persen).
Berdasarkan lokasi, investasi Inggris lebih besar berada di luar Pulau Jawa (64 persen) dibanding Pulau Jawa (36 persen). Lokasi dengan investasi tertinggi tetap di Jawa (36 persen), Papua (21 persen), Sumatera (19 persen), Kalimantan (12 persen), serta Bali dan Nusa Tenggara (8,7 persen).
(Rahmat Fiansyah)