IDXChannel - Indonesia dan Jerman membahas strategi percepatan transformasi digital bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan perusahaan rintisan (startup), khususnya terkait inovasi teknologi untuk ekonomi hijau.
Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi dan Informatika Kementerian PPN/Bappenas Rachmat Mardiana mengatakan strategi tersebut akan mendukung proses penyusunan dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2025-2045 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025-2029, khususnya Prioritas Nasional 5, yaitu Infrastruktur untuk Mendukung Ekonomi dan Pelayanan Dasar.
Hal tersebut ia sampaikan dalam webinar Digital Grounds: Towards A Green Digital Economy yang diselenggarakan Kementerian PPN/Bappenas dan Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH.
“Kami berupaya meningkatkan kolaborasi pemangku kepentingan, khususnya kementerian/lembaga, memastikan perencanaan terintegrasi, dari unsur infrastruktur, memaksimalkan manfaat kegiatan pemerintah yang tidak terlepas dari partisipasi dan dukungan dari BUMN hingga swasta, untuk integrasi di dalam proses perencanaan dan penganggaran, khususnya di transformasi digital,” tuturnya dalam keterangan tertulis, Jumat (21/10/2022).
Menurutnya, saat ini Indonesia menghadapi tiga tantangan transformasi digital, yakni infrastruktur yang meliputi konektivitas, keberagaman pusat data dan aplikasi, serta penyiaran didominasi analog, pemanfaatan digital di sektor pendidikan, kesehatan, UMKM, dan bantuan sosial serta penguatan pendukung berupa keamanan dari serangan siber, literasi digital, tenaga kerja digital, dan industri TIK.
Rachmat menjelaskan transformasi digital dengan tujuan meningkatkan layanan digital untuk masyarakat, serta ekonomi hijau yang membidik target Paris Agreement dan net zero emission pada 2060 adalah dua dari enam strategi Transformasi Ekonomi Indonesia yang dirumuskan Kementerian PPN/Bappenas untuk mencapai Visi Indonesia 2045.
Diluncurkan Agustus 2022, Rachmat menyebut Indeks Ekonomi Hijau menunjukkan pengaruh, di mana ekonomi hijau untuk perekonomian Indonesia mencakup pertumbuhan PDB 6,1-6,5 persen per tahun hingga 2050, PNB lebih tinggi 25–34% di 2045, juga tambahan 1,8 juta tenaga kerja di sektor hijau di 2030, tersebar di sektor energi, kendaraan elektronik, restorasi lahan, dan pengelolaan limbah.