IDXChannel - Pengembangan ekonomi biru menjadi salah satu prioritas Indonesia di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Indonesia membantu penyelenggaraan 1st ASEAN Coordinating Task Force on Blue Economy (ACTF-BE) dan 2nd ASEAN Blue Economy Forum di Vientiane, Laos akhir pekan lalu.
“Saya yakin ASEAN dapat memimpin pengembangan ekonomi biru secara global, dengan memanfaatkan potensi laut dan sumber daya air, mendorong pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan kemakmuran bersama," kata Deputi Bidang Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Adininggar Widyasanti dalam keterangan persnya, dikutip Kamis (15/8/2024).
Kegiatan ini menghasilkan sejumlah rekomendasi praktis terkait ekonomi biru yang dapat dipertimbangkan ASEAN, antara lain: (i) pembentukan aliansi ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi regional untuk mendorong adopsi teknologi dalam ekonomi biru; (ii) melibatkan sektor swasta untuk mendorong komersialisasi teknologi; dan (iii) pembiayaan bersama dalam proyek percontohan serta penelitian dan pengembangan di sektor prioritas biru.
Sebagai bagian dari acara, pesertadiajak untuk melakukan kunjungan ke Nam Ngum 1 Hydropower Plant, sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). PLTA tersebut memanfaatkan arus sungai Nam Ngum, salah satu anak sungai Mekong, dan menyediakan sekitar 50 persen kebutuhan listrik Laos.
“Sungai Mekong memiliki arti ibu dari segala sungai, di mana banyak anak sungai dan aliran sungai yang lebih kecil mengalir dari berbagai negara di kawasan bertemu. Hal ini menjadikan Sungai Mekong sebagai sungai yang menghubungkan kehidupan masyarakat di Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Tiongkok. Sungai Mekong menjadi sumber kehidupan dan mata pencaharian bagi ratusan juta orang di wilayah ini," kata Duta Besar Indonesia untuk Laos Grata Endah Werdaningtyas.
Pada 2023, Salah satu capaian keketuaan Indonesia adalah diadopsinya ASEAN Blue Economy Framework pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43. Framework ini bertujuan menjadikan ekonomi biru sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru di kawasan yang inklusif dan berkelanjutan.
Untuk itu, penyelenggaraan rangkaian kegiatan Blue Economy oleh Laos dengan dukungan Indonesia merupakan langkah positif untuk terus memastikan keberlanjutan prioritas Indonesia dan memastikan isu Blue Economy terus dibahas di ASEAN.
Selanjutnya, ASEAN Coordinating Task-Force on Blue Economy akan bertemu secara tahunan untuk mengidentifikasi, mengawasi dan melaporkan inisiatif ekonomi biru di ASEAN, dengan tujuan menjadikan ekonomi biru sebagai mesin pertumbuhan baru di kawasan.
Ke depannya, ASEAN Blue Economy Forum diharapkan dapat menjadi forum rutin tahunan untuk menjadi wadah komunikasi dan koordinasi negara anggota ASEAN agar dapat membangun kesadaran serta mendorong keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait ekonomi biru. (Wahyu Dwi Anggoro)