Industri Komestik Domestik Diprediksi Berkembang dan Cuan hingga 2028

IDXChannel - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkap bahwa industri kosmetik dalam negeri punya potensi yang sangat besar.

Diprediksi, industri ini akan terus berkembang dan menghasilkan pundi-pundi cuan hingga 2028.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kemenperin, Reni Yanita mengatakan dalam kurun waktu 2024-2028 mendatang, industri kosmetik di Indonesia diramalkan akan mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 5,35 persen per tahun.

Lebih lanjut ia berharap industri kreatif dapat memahami perubahan preferensi konsumen dan menyesuaikan produknya, serta menyiapkan strategi pemasaran agar mampu diterima oleh pasar untuk bisa berhasil di industri tersebut.

"Hal ini merupakan sebuah peluang yang sangat menjanjikan dan harus dimanfaatkan dengan maksimal oleh para pelaku usaha industri kosmetik, termasuk pelaku IKM,” katanya dalam keterangan resmi pada Senin (5/8/2024).

Pasar kosmetik di Indonesia memang tercatat berada dalam kondisi ekspansif. Hal ini terlihat pada data total pendapatan industri kosmetik, yang dalam kurun waktu 2021-2024 diperkirakan mengalami total kenaikan 48 persen, yakni dari USD1,31 miliar atau sekitar Rp21,45 triliun di 2021, menjadi USD1,94 miliar atau sekitar Rp31,77 triliun di 2024.

Kondisi ekspansif juga terlihat pada penambahan pelaku usaha kosmetik. Berdasarkan dari BPOM, pelaku usaha kosmetik yang tergabung di Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) meningkat dari 819 pelaku usaha pada tahun 2021 menjadi 1.039 pelaku usaha di akhir 2023.

“Berdasarkan data Perkosmi, 89 persen dari pelaku usaha kosmetika di Indonesia, merupakan pelaku IKM, sehingga IKM Kosmetik memiliki peran krusial dalam penyediaan lapangan pekerjaan,” kata Reni.

Dari potensi tersebut, Reni mengungkapkan bahwa keterlibatan IKM dalam industri kosmetik selain akan mendukung pertumbuhan ekonomi, juga akan memberikan dampak sosial yang signifikan.

Dukungan dan pengembangan IKM dapat menjadi strategi yang efektif dalam menciptakan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan, dan mendorong inovasi dalam industri kosmetik.


(Kunthi Fahmar Sandy)