"Di Jakarta sendiri sudah lebih dari 7.000.000 shipment per harinya. Makanya pelaku bisnis juga harus beradaptasi dengan teknologi agar pengiriman bisa lebih efisien.
Oleh sebab itu, Nofrisel mengingatkan kepada pelaku bisnis sektor logistik Indonesia untuk terus beradaptasi menggunakan teknologi dalam mengefisiensikan pengiriman. Jika tidak ditangani dengan baik, risikonya rawan terjadi mismatching, bottlenecking dan mengakibatkan penurunan kualitas logistik," tutur Nofrisel.
Dijelaskannya, Penguasaan teknologi kini menjadi tantangan yang harus mampu dijawab dan dikuasai oleh para pelaku industri logistik nasional. Hal tersebut lantaran pemanfaatan teknologi dapat meningkatkan efisiensi logistik, sehingga kinerja juga bisa menjadi lebih maksimal.
"Salah satu strategi peningkatan efisiensi logistik adalah dengan mengotomasi jaringan supply chain lewat digitalisasi teknologi," tegas Nofrisel. (TSA)