Namun, bukan berarti industri ini bebas dari tantangan bisnis. Melansir laman Sekretariat Negara, ditinjau dari sisi lapangan usaha, beberapa sektor ekonomi utama mencatat perlambatan pertumbuhan pada 2023, di antaranya sektor makanan dan minuman alias food and beverage (F&B).
Pertumbuhan sektor F&B melambat menjadi 7,9 persen (yoy) di Q4 2023 dari 10,9 persen (yoy) di Q3 2023 dan sektor industri pengolahan tumbuh melambat menjadi 4,1 persen (yoy) di Q4 2023 dari 5,2 persen (yoy) di Q3 2023 yang disebabkan melemahnya permintaan global untuk produk ekspor industri.
Kini, masyarakat juga dihadapkan pada kenyataan mahalnya harga pangan dan transportasi yang bisa mengikis daya beli termasuk sektor mamin.
Ini terlihat dari kepercayaan konsumen Indonesia turun menjadi 123,1 pada bulan Februari 2024 dari level tertinggi dalam lima bulan di bulan Januari sebesar 125,0 di tengah meningkatnya inflasi.
Angka tersebut merupakan angka terendah sejak September lalu, karena tiga dari enam sub-indeks memburuk, yaitu ekspektasi terhadap kondisi perekonomian negara saat ini (turun 4,7 poin menjadi 110,9), ekspektasi pendapatan terhadap pendapatan saat ini (turun 4,4 poin menjadi 112,1), dan ketersediaan lapangan kerja dibandingkan enam bulan lalu (turun 8,3 menjadi 110,1).
(YNA)