sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Inflasi AS Februari 2022 Tembus 7,9 Persen, Tertinggi Sejak 1982

Economics editor Dinar Fitra Maghiszha
10/03/2022 22:04 WIB
Data ekonomi Amerika Serikat terbaru menunjukkan tingkat inflasi bulan Februari 2022 sebesar 7,9% year on year.
Inflasi AS Februari 2022 Tembus 7,9 Persen, Tertinggi Sejak 1982. (Foto: MNC Media)
Inflasi AS Februari 2022 Tembus 7,9 Persen, Tertinggi Sejak 1982. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Data ekonomi Amerika Serikat terbaru menunjukkan tingkat inflasi bulan Februari 2022 sebesar 7,9% year on year. Persentase tersebut merupakan level tertinggi inflasi AS selama 40 tahun terakhir, alias sejak tahun 1982.

Adapun level tersebut juga lebih tinggi jika dibandingkan tingkat inflasi bulan Januari 2022 sebesar 7,5%. Sejumlah kenaikan harga menjadi pemicu seperti biaya bensin, bahan pokok, hingga perumahan, sebagaimana diwartakan Bloomberg, Kamis malam (10/3/2022).

Dalam laporan Februari, tercatat bahwa harga bahan bakar di AS naik 6,6% dari bulan sebelumnya sekaligus menyumbang hampir sepertiga dari kenaikan Consumer Price Index (CPI).

Harga bahan pokok juga meningkat 1% dari bulan sebelumnya, yang terbesar sejak April 2020.

Kemudian inflasi barang juga naik 13%, yang terbesar sejak 1980. Angka ini termasuk kenaikan tahunan terbesar untuk harga baru mobil dan truk.

Adapun biaya jasa juga meningkat 4,8% dari tahun lalu, yang terbesar sejak 1991. Harga properti dilaporkan juga naik 0,5%.

Data bulan Februari 2022 ini menggambarkan sejauh mana inflasi AS memperketat kondisi ekonomi AS sebelum perung Rusia mendongkrak harga komoditas. Seperti diketahui, Rusia mulai melakukan agresi militer mulai akhir Februari.

Ekonom memperkirakan Februari 2022 akan menjadi puncak inflasi tahunan, tetapi dampak konflik Rusia - Ukraina baru akan terasa pada rilis data bulan Maret 2022, yang dinilai jauh lebih tinggi.

Sebagai informasi, data tersebut telah melampaui target inflasi 2,0% dari Bank Sentral AS / Federal Reserve,

Pencapaian ini semakin memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS bulan ini. Ekonom memprediksi Fed bakal menaikkan suku bunga sebanyak tujuh kali tahun ini.

"Kami masih berkeyakinan itu adalah hal yang paling mungkin, tetapi ada risiko bahwa efek sektor energi dari lonjakan harga minyak terbaru akan memperlambat proses itu," kata Lou Crandall, kepala ekonom di Wrightson ICAP di Jersey City. .

Kondisi pasar tenaga kerja yang ketat juga akan berkontribusi terhadap inflasi yang lebih tinggi, meskipun pertumbuhan upah bulanan para pekerja AS masih terhenti di bulan Februari.

Sebuah laporan terpisah dari Departemen Tenaga Kerja pada hari Kamis (10/3) menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara meningkat sebesar 11.000 menjadi 227.000 per 5 Maret 2022. (TYO)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement