Dalam beberapa tahu terakhir ini, negara berpenduduk 105 juta jiwa itu bergantung pada dana talangan; baik dari negara-negara sekutu di Teluk yang kaya minyak, maupun dari Dana Moneter Internasional IMF. Tahun 2022 lalu IMF menyetujui pinjaman dana talangan sebesar US$3 miliar untuk Mesir, dengan syarat “peralihan permanen ke nilai tukar yang fleksibel.” Pinjaman yang lebih kecil dari perkiraaan itu bertujuan untuk membuka sumber-sumber pendanaan lain, yaitu dari sekutu di kawasan.
Tetapi Mesir gagal meningkatkan target pendanaan, dan IMF belum mengeluarkan kajian pertama atas dana talangan yang diberikan, atau potensi pemberian dana talangan tahap kedua. Kedua hal ini diproyeksikan akan diselesaikan pada Maret 2024.
Menurut angka di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, tagihan utang luar negeri Mesir telah meningkat tiga kali lipat dalam dekade terakhir ini, mencapai rekor tertinggi tahun ini sebesar USD165,4 miliar.
(DKH)