Secara bulanan (month-to-month/mtm), indeks harga konsumen meningkat 0,28 persen, naik dari 0,21 persen pada September dan menjadi laju tercepat sejak Juli. Kenaikan terutama berasal dari kelompok pangan dan transportasi, dua komponen dengan bobot besar dalam pengeluaran rumah tangga.
Sementara itu, inflasi inti yang mengecualikan harga pangan bergejolak dan harga yang diatur pemerintah naik menjadi 2,36 persen dari 2,19 persen pada bulan sebelumnya, tertinggi dalam empat bulan terakhir.
Prasetya menilai, kenaikan inflasi inti mencerminkan membaiknya permintaan domestik dan penguatan bertahap di pasar tenaga kerja.
Dari sisi pasar keuangan, prospek inflasi yang masih dalam kendali memberi sentimen positif bagi pasar obligasi dan nilai tukar rupiah. Samuel Sekuritas menyebut, kondisi ini memperkuat pandangan bahwa Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif, fokus pada stabilitas dan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Dengan inflasi yang tetap sejalan ekspektasi, ruang bagi stabilitas ekonomi domestik masih terbuka lebar. Risiko perubahan kebijakan moneter secara tiba-tiba relatif kecil," tutur dia.