IDXChannel - Bank Indonesia (BI) melaporkan laju inflasi pangan bergejolak atau volatile food dalam kurun waktu 4 tahun terakhir telah melampaui rata-rata kenaikan upah minimum regional (UMR).
Hal ini disampaikan Kepala Departemen Regional BI Arief Hartawan dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan & Harga Pangan Jelang Puasa dan Idul Fitri, di Jakarta, Senin (4/3/2024).
Arief mengatakan, dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, inflasi pangan bergejolak mencapai 5,6 persen.
Angka tersebut lebih tinggi dibanding rata-rata kenaikan UMR yang hanya mencapai 4,9 persen pada periode 2020-2024. Menurut Arief, laju inflasi pangan pun hampir menyalip kenaikan rata-rata gaji aparatur sipil negara (ASN) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Tercatat, rata-rata kenaikan gaji ASN dalam periode 2019-2024 sebesar 6,5 persen.
Berpotensi Ganggu Daya Beli
Menurut kalkulasi Tim Riset IDX Channel, menyadur data BPS, inflasi barang bergejolak per Februari 2024 mencapai 1,53 persen secara bulanan pada Februari lalu. Jika di rata-rata, inflasi barang bergejolak sejak 2019 hingga 2024 mencapai 4,63 persen. (Lihat tabel di bawah ini.)
Sementara kenaikan UMP pada periode 2019 hingga 2024 rata-rata berada di 5,3 persen.
Sebagai informasi, inflasi kelompok barang bergejolak adalah inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya sangat bergejolak. Inflasi komponen ini dominan dipengaruhi oleh kejutan (shock) dalam kelompok bahan makanan, seperti masa panen, gangguan alam (cuaca), atau faktor perkembangan harga komoditas pangan di pasar domestik dan internasional.