sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Inggris Diramal Jadi Negara Maju dengan Tingkat Inflasi Tertinggi di 2023

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
21/06/2023 16:57 WIB
Inggris melaporkan inflasi harga konsumen (IHK) pada Mei 2023 tetap berada di angka 8,7 persen pada Rabu (21/6/2023).
Inggris Diramal Jadi Negara Maju dengan Tingkat Inflasi Tertinggi di 2023. (Foto: MNC Media)
Inggris Diramal Jadi Negara Maju dengan Tingkat Inflasi Tertinggi di 2023. (Foto: MNC Media)

Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memproyeksikan awal bulan ini bahwa Inggris akan membukukan inflasi utama tahunan sebesar 6,9 persen tahun ini, dan tingkat tertinggi di antara semua negara maju.

Ini juga menjadi tanda tanya pasar tentang kemampuan Perdana Menteri Rishi Sunak yang berjanji untuk mengurangi separuh inflasi pada akhir tahun ini menjelang pemilihan umum pada 2024.

"Kami tahu betapa tingginya inflasi merugikan keluarga dan bisnis di seluruh negeri, dan rencana kami untuk menurunkan separuh tingkat tahun ini adalah cara terbaik untuk menjaga biaya dan suku bunga tetap rendah," kata Menteri Keuangan Jeremy Hunt dalam sebuah pernyataan Rabu (21/6/2023).

Menurut Marcus Brookes, kepala investasi di Quilter Investors, bagi konsumen, investor, dan pemerintah, pengumuman inflasi Rabu (21/6/2023) telah menjadi pil pahit yang harus ditelan Inggris.

"Inggris benar-benar tampaknya menderita dari serangkaian keadaan yang lebih unik dan ini membuat Bank Inggris tidak punya banyak pilihan, meskipun ada konsensus bahwa inflasi ini lebih didorong oleh masalah pasokan daripada permintaan," kata Brookes kepada CNBC International.

Menurut Brookes, kenaikan suku bunga lebih lanjut akan memperburuk kekhawatiran yang berkembang akan krisis hipotek. Namun, dia mengatakan bank sentral sedang tidak punya pilihan, terutama dengan inflasi inti yang sekarang naik lagi.

Sebagai informasi, Bank of England telah menaikkan suku bunga dari awalnya 0,1 persen menjadi 4,5 persen selama 18 bulan terakhir.

Suren Thiru, direktur ekonomi di ICAEW, mengatakan data inflasi Mei yang lebih panas dari perkiraan menunjukkan perang melawan inflasi masih jauh dari selesai. Terutama mengingat tagihan makanan yang sangat tinggi dan meningkatnya inflasi inti.

"Inflasi inti terbukti menyusahkan, tekanan yang menyakitkan pada pengeluaran konsumen dari melonjaknya biaya hipotek dan pajak yang lebih tinggi akan segera menurunkannya," kata Thiru. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement