sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ini Alasan Uang Kertas dan Logam Harus Tetap Ada Meski Rupiah Digital Diterapkan

Economics editor Michelle Natalia
30/11/2021 16:12 WIB
Meskipun nanti akan ada Rupiah digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC), keberadaan uang kertas maupun logam tetap terjamin.
Meskipun nanti akan ada Rupiah digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC), keberadaan uang kertas maupun logam tetap terjamin.  (Foto: MNC Media)
Meskipun nanti akan ada Rupiah digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC), keberadaan uang kertas maupun logam tetap terjamin. (Foto: MNC Media)

Adapun transaksi e-commerce pada tahun ini diramal akan menembus Rp 403 triliun atau tumbuh 51,6% (yoy) dan akan terus meningkat pada 2022 hingga mencapai Rp 530 triliun atau tumbuh 31,4% (yoy).

Sejalan dengan perkembangan ekonomi digital, transaksi pembayaran digital banking pada 2021 juga diproyeksikan naik 46,1% (yoy) atau mencapai Rp 40.000 triliun dan berlanjut naik 21,8% hingga mencapai Rp48.600 triliun pada 2022.

"Dengan CDBC bank sentral tetap menjaga efektivitas kebijakan moneter dan menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong inklusi keuangan," ungkapnya.

Juda pun menjelaskan bahwa ada dua opsi pendekatan dalam digitalisasi rupiah. Yang pertama adalah direct (one tier) atau indirect (two tier). 

Direct bisa melalui rumah tangga atau korporasi yang mendapatkan token dari bank sentral. Indirect itu melalui 2 tahap, tier pertama perbankan dan para pengguna baik rt dan korporasi. 

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement