3. Jepang
Jepang di luar dugaan mengalami resesi pada akhir tahun lalu karena beberapa faktor. Inflasi yang tinggi, melemahnya yen, dan kenaikan harga pangan membebani dunia usaha dan konsumen, sehingga menyebabkan berkurangnya pengeluaran.
Meskipun terdapat rekor keuntungan perusahaan dan pasar saham yang berkembang pesat, belanja konsumen dan investasi bisnis tertinggal karena upah yang stagnan. Polarisasi ekonomi ini memperburuk kemerosotan ekonomi.
4. Inggris
Inggris memasuki resesi teknis dengan pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut. Kantor Statistik Nasional melaporkan kontraksi PDB sebesar 0,3% pada kuartal terakhir 2023.
Resesi menimbulkan tantangan politik bagi Perdana Menteri Rishi Sunak menjelang pemilu nasional tahun ini. Bank of England memperkirakan sedikit peningkatan ekonomi pada 2024 dan mempertimbangkan penyesuaian kebijakan untuk mendukung pertumbuhan di tengah pelemahan yang berkepanjangan. (WHY)