Data resmi menunjukkan output ekonomi turun 0,4% secara tahunan pada triwulan IV-2023, menandai kontraksi kuartal kedua berturut-turut dan memenuhi definisi resesi teknis.
Para analis dan pejabat menyebutkan sejumlah faktor yang menyebabkan lemahnya belanja konsumen, termasuk penurunan pengeluaran untuk makan di luar, penurunan penjualan pakaian musim dingin karena cuaca yang lebih hangat, dan meredanya lonjakan permintaan jasa pasca-pandemi.
Warga bernama Miho Ozaki mengatakan kondisi keuangannya tertekan oleh lonjakan tagihan bahan bakar dan listrik. Alhasil, dia berusaha mengurangi penggunaan listrik dan kendaraan pribadi.
"Saya sebisa mungkin mengurangi mengemudi," kata wanita paruh baya itu.
Menurut Kumano, perekonomian Jepang diperkirakan akan tetap lemah pada awal 2024, terutama setelah gempa bumi besar di bagian barat Jepang pada 1 Januari lalu. (WHY)