Pada April 2023, total impor mengalami penurunan sebesar 25,45 persen dari USD20,59 miliar pada Maret 2023 menjadi USD15,35 miliar. Nilai impor bahan baku/penolong pada April 2023 turun 23,26 persen (m-to-m). Nilai impor juga turun untuk seluruh jenis barang impor menurut penggunaan, baik bahan baku/penolong, barang modal, maupun barang konsumsi.
"Kondisi pasar di dalam negeri sendiri juga sebenarnya dibandingkan tahun 2022 agak kurang beruntung, karena demand turun di awal-awal atau carry over," sambungnya.
Menurut Fajar, lemahnya permintaan terhadap produk barang jadi plastik di dalam negeri ini merupakan efek dari lesunya daya beli masyarakat segmen menengah ke bawah. Terutama, untuk produk-produk ritel modern seperti makanan nonpokok, minuman sasetan, kosmetik, serta peralatan rumah tangga.
Hal itu yang membuat barang jadi plastik hanya menumpuk di gudang-gudang produsen dan menjadi penyebab langsung berkurangnya impor bahan baku plastik dan barang jadi plastik.
"Sehingga barang-barang produksi di November hingga Desember itu baru bisa ter-delivery di bulan Maret, sehingga praktis utilitas di hilir akan signifikan," pungkasnya.
(YNA)