“Ketiga, tentu saja teknologi yang digunakan harus lebih baik, sehingga tidak stuck di tahap eksplorasi,” ujar Ketua Umum API Julfi Hadi saat konferensi pers menjelang acara The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 di Jakarta, Kamis (22/5/2025).
Julfi menerangkan, dengan melihat potensi dan perbaikan-perbaikan di segala sisi, produksi listrik dari geothermal ditargetkan mencapai 3,8 GW pada 2029. Sehingga, diperlukan tambahan sekitar 1,2 GW lagi karena produksi geothermal saat ini berada di angka 2,6 GW.
Dilihat dari sumber dayanya, geothermal di Indonesia juga masih sangat potensial. Sebab, dari total 24 GW yang tersedia, baru 12 persen yang dimanfaatkan untuk kelistrikan.
“Kami (geothermal) itu bisa menjadi pembangkit listrik base load, sehingga perannya sangat penting bagi pasokan energi dalam negeri,” kata Julfi.