Budi mengatakan bahwa hal tersebut memanglah tidak mudah, namun harus di coba dan dirinya tetap optimis bahwa kedepannya akan ada kerja sama lebih lanjut dalam pembiayaan infrastruktur kereta api maupun bus listrik.
"Inikan bisnisnya awal (Kerjasama Fasilitas Pembiayaan antara Industri Kereta Api Persero (INKA) dengan PT Bank Muamalat), saya berharap bahwa nantinya protect lainya bisa dibiayai oleh Bank Muamalat," katanya.
Sebagai informasi, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menyalurkan pembiayaan kepada PT PT Industri Kereta Api atau PT INKA (Persero) senilai Rp150 miliar untuk proyek pengadaan bus listrik sebagai sarana transportasi pada gelaran KTT G20 di Bali.
Adapun pembiayaan ini menggunakan akad musyarakah dengan maksimal tenor 4 tahun. Selain digunakan untuk mendukung pelaksanaan G20, pembiayaan pengadaan bus listrik ini juga ditujukan untuk proyek penyediaan transportasi umum daerah Surabaya dan Bandung hasil kerja sama PT INKA dan Perum DAMRI lewat skema Buy The Service (BTS).
(DES)