IDXChannel - Pencabutan pembatasan sosial dan subsidi perjalanan domestik yang dilakukan oleh Pemerintah Jepang berdampak pada naiknya penjualan ritel Jepang selama sembilan bulan secara berturut-turut pada November.
Namun penjualan sempat mengalami penurunan pada Oktober karena melonjaknya harga pokok, sehingga membebani rumah tangga Jepang. Melonjaknya harga tersebut terjadi karena tingginya tingkat inflasi konsumen inti.
Melansir Reuters, Rabu (28/12/2022), pemulihan konsumsi swasta merupakan kunci mendorong pertumbuhan ekonomi Jepang yang mengalami penurunan.
Penurunan ekonomi pada kuartal ketiga 2022 terjadi karena risiko resesi global, ekonomi China yang goyah, melemahnya mata uang yen, biaya impor yang lebih tinggi, sehingga merugikan konsumsi dan bisnis.
Konsumsi swasta sangat penting bagi Jepang, karena sektor tersebut berkontribusi terhadap lebih dari 50% perekonomian Jepang.
Penjualan ritel tumbuh 2,6% dari tahun sebelumnya, tetapi jauh dari prediksi rata-rata sebesar 3,7%.
Data menunjukkan bahwa kedatangan turis ke Jepang melonjak menjadi hampir 1 juta pada November. Kenaikan tersebut terjadi setelah Pemerintah Jepang mencabut pembatasan sosial yang telah menghentikan aktivitas pariwisata dalam dua tahun terakhir.
Selain itu, subsidi perjalanan domestik dari Pemerintah Jepang untuk membantu industri pariwisata yang dimulai pada pertengahan Oktober juga mendorong para turis dan masyarkat untuk membelanjakan uangnya.
Tingkat pengangguran di Jepang juga mengalami penurunan menjadi 2,5% pada November dari 2,6% pada Oktober.
Gubernur Bank of Japan (BoJ), Haruhiko Kuroda, berharap kekurangan tenaga kerja akan mendorong perusahaan untuk menaikkan upah. (NIA)
Penulis: Ahmad Dwiantoro