Handy menjelaskan, kalau berbicara mengenai investasi itu artinya menunda konsumsi, harapannya kalau masyarakat berinvestasi mendapatkan return yang lebih tinggi, minimal lebih tinggi dari sisi inflasi.
"Yang menarik dari yang ditawarkan produk oleh Sukuk atau obligasi pemerintah ini secara yield masih cukup menarik, secara risiko juga kita bisa bilang resikonya sangat rendah, karena risiko kreditnya bisa dibilang 0," tuturnya.
Handy menggambarkan, kalau dilihat dari sisi kepemilikan investor ritel, mengalami peningkatan cukup signifikan dan akan terus berlanjut. Hal ini tentu memberikan support untuk pasar obligasi atau Sukuk kita dari goncangan pasar global.
"Saat ini total investor ritel yang beli obligasi atau cukup itu sekitar 200-an triliun, jadi baru mungkin 4 sampai 5% dari total outstanding, dan kami perkirakan struktur yang ditawarkan oleh pemerintah dengan penawaran yang cukup menarik membuat hal ini akan bisa lebih meningkat lagi kedepannya," tambahnya. (TYO)