Kemudian, Yusman juga menyoroti perbedaan data produksi dan konsumsi di sektor perberasan. Di mana Kementerian Pertanian mengklaim adanya surplus produksi sementara Kementerian Perdagangan justru mengatakan perlunya impor beras.
Ia menilai, adanya perbedaan data tersebut, karena terdapat perbedaan kepentingan antara Kementerian/Lembaga yang satu dengan Kementerian/Lembaga yang lainnya.
"Yang satu menjaga kinerja, masa sih tidak bisa melakukan surplus. Yang satu kalau tidak impor juga enggak ada kinerja. Jadi ya selalu kayak gitu," cetus Yusman.
Ia berharap ke depan cukup ada satu data soal pangan terutama beras yang akurat. Sehingga itu yang menjadi acuan. Kemudian, dibentuknya Badan Pangan Nasional juga diharapkan mampu melaksanakan fungsi koordinasi, sehingga tidak ada lagi perbedaan data yang membuat pihak lain kebingungan.
(SLF)