“Sehingga, tak heran bahwa secara global permintaan akan EV, yang menghasilkan emisi lebih rendah atau bahkan 0, meningkat dengan tajam bahkan di saat pandemi,” paparnya.
Saat ini, beberapa smelter Indonesia yang baru saja selesai tahun 2021 berhasil mengekstraksi nikel dan kobalt dari bijih nikel kadar rendah atau limonite untuk digunakan dalam produksi katoda baterai.
“Ke depannya, Pemerintah akan terus mendorong pengembangan ekosistem EV dalam negeri, mulai dari manufaktur baterai termasuk cell, module, pack, recycling baterai, sampai produksi kendaraan EV,” pungkasnya.
(NDA)