Menurutnya, support terhadap inovasi lokal merupakan salah satu program yang ia usung bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bernama Belanova (Belanja Inovasi Daerah). "Kalau bukan kita, siapa lagi yang mendukung inovasi di Jawa Timur ? Saya berharap pengaplikasian desinfektan ini bisa lebih luas dan teman-teman ITS bisa lebih agresif lagi memasarkan ke entitas yang lain," terang Emil.
Sejauh ini, menurut Emil, Pemprov Jatim baru memberi bantuan sebesar Rp48 juta untuk satu jenis pengujian terhadap virus corona. Meski pendanaannya terbilang kecil, hal tersebut merupakan langkah taktis. Terlebih, pemerintah juga turut membeli formula yang dikembangkan. Selain itu, Emil juga mengapresiasi bagaimana para pengembang CoFilm ini mengambil pemahaman orang-orang terdahulu untuk kemudian dimanfaatkan di era pandemi.
"Jadi CoFilm ini mengambil kearifan lokal bahwa tembaga itu punya kemampuan untuk mematikan virus dan bakteri. Hanya saja sebelumnya kita tidak tahu bagaimana cara tembaga ini bisa menjadi pelapis atau coating. Dengan teknologi nano, hal ini dimungkinkan dan jadilah CoFilm ini," paparnya.
CoFilm mulai dikembangkan pada Juni 2020 dengan sintesis mandiri untuk nano partikel anti-virus. Penelitian dilakukan setelah ditemukan performa yang baik dari disinfektan dalam mematikan virus COVID-19.
Pakar teknologi nano, Agung Purniawan menyatakan, inovasi yang dibuat dikerjakan bersama para mahasiswa binaannya. Menurutnya, CoFilm dinilai lebih unggul dibanding hasil beberapa kompetitor dari negara lain.